Makassar, dnid.co.id — Kematian Muh Alfan Mansur (21) yang diduga berkaitan dengan penganiayaan masih menyisakan tanda tanya besar bagi pihak keluarga. Muh Anugrah Mansur (28), kakak kandung korban, mengungkap secara rinci kronologi kejadian serta sejumlah kejanggalan yang menurutnya perlu segera diusut tuntas oleh kepolisian.
Anugrah menjelaskan, peristiwa bermula pada Sabtu 7 Desember 2025 malam, hari kejadian. Alfian dijemput dari rumah oleh temannya berinisial A.
Selanjutnya, Alfian dan A berkeliling Kota Makassar, mulai dari Jalan Landak Baru, Jalan Veteran, hingga ke daerah Antang.
Namun, saat berada di Antang, A mengaku sudah tidak mengingat kejadian selanjutnya karena berada di bawah pengaruh obat. Di lokasi tersebut, Alfian dan A kemudian terpisah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“A ditemukan warga di Baruga lalu dibawa ke Polsek Moncong Loe. Sementara adik saya, Alfian, ditemukan warga di Perumahan Unhas, Jalan Biologi,” jelasnya.
Sekitar pukul 23.30 WITA, Alfian sempat mengirim foto kepada ibunya dengan keterangan singkat, “saya sudah capek”. Foto tersebut memperlihatkan Alfian seperti berada di teras sebuah rumah.
Sekitar pukul 03.00 WITA dini hari, Minggu 8 Desember 2025, warga Antang menghubungi ibu Alfian dan mengabarkan bahwa Alfian ditemukan dalam kondisi mabuk berat. Ibu korban kemudian meminta agar Alfian diantar pulang.
“Empat orang warga Antang mengantar adik saya menggunakan dua sepeda motor,” ungkap Anugrah.
Setibanya di rumah, Alfian dibawa masuk ke kamar dalam kondisi tidak sadarkan diri. Warga yang mengantar menyebut Alfian sempat terlihat mencari barang-barangnya, berupa ponsel dan tas.
Menjelang subuh, ibu korban sempat mengecek kondisi Alfian sebelum berangkat salat.
“Ibu mengangkat kepala Alfian untuk diberi bantal. Saat itu masih ada respon kehidupan, tapi adik saya tidak sadar,” tuturnya.
Sekitar pukul 10.00 WITA, ibu Alfian berangkat menghadiri majelis ta’lim. Namun saat kembali ke rumah sekitar pukul 11.30 WITA dan mencoba membangunkan Alfian, ia mendapati wajah anaknya sudah membiru dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Dalam kondisi panik, ibu korban meminta bantuan warga sekitar. Seorang warga yang berprofesi sebagai perawat kemudian memeriksa kondisi Alfian.
“Perawat itu memeriksa retina mata, denyut nadi di tangan dan leher, dan menyatakan Alfian sudah meninggal dunia,” jelas Anugrah.
Anugrah yang saat itu tidak berada di rumah segera dipanggil. Setibanya di rumah, ia mendapati kondisi adiknya masih hangat.
“Saya peluk adik saya, badannya masih hangat. Artinya meninggalnya belum lama,” katanya.
Saat memeriksa tubuh korban, Anugrah menemukan sejumlah luka mencurigakan.
“Ada lebam di pipi kiri, luka seperti bekas terbakar di perut sebelah kiri, dan jari-jari kaki juga mengalami luka,” ungkapnya.
Berdasarkan temuan tersebut, keluarga menduga kematian Alfian tidak wajar. Jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan visum, sebelum akhirnya Anugrah melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes Makassar.
“Laporan polisi saya masuk hari Senin, tanggal 8 Desember,” tegasnya.
Terkait perkembangan kasus, Anugrah mengaku telah berkomunikasi dengan penyidik.
“Kata penyidik, saat ini masih menunggu hasil laboratorium forensik,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan apakah seorang pria berinisial W sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. Nama W muncul dalam percakapan WhatsApp antara Alfian dan A sebelum kejadian.
“Di chat itu Alfian bilang ke A, ‘kau sudah di mana? Ini kak W sudah marah-marah’. Ada tiga chat yang membahas soal W,” bebernya.
Lebih jauh, Anugrah mengungkap bahwa Foto Terakhir yang dikirim Alfian kepada ibunya ternyata diambil tidak jauh dari lokasi Alfian ditemukan.
“Kami cocokkan foto itu dengan rumah di lokasi, dan hasilnya sama. Itu rumahnya W,” katanya.
Saat ini, pihak kepolisian disebut baru memeriksa sejumlah saksi, di antaranya A yang menjemput Alfian, warga yang mengantar korban pulang, pacar Alfian, serta seorang teman korban lainnya.
Atas peristiwa tersebut, Anugrah menyampaikan harapan besar kepada aparat penegak hukum.
“Saya mewakili keluarga berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan dan memeriksa pihak-pihak yang terlibat langsung dalam kejadian yang sangat janggal ini. Kami keluarga belum bisa tenang sampai semuanya terungkap,” tutupnya.
Penulis : Dito
Editor : Admin
Sumber Berita : Keluarga Korban





























