BeritaQ.com, Kediri ~ Perwakilan BKKBN Jawa Timur menggelar Sosialisasi Program Bangga Kencana, khususnya program GenRe (Generasi Berencana) dan persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja di SMAN 1 Kediri pada hari Selasa (03/11). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, Mitra Komisi IX DPR RI Ibu Sri Rahayu dan Kepala OPD KB Kota Kediri Sumedi, SKM, MM. Rabu (04/11/20)
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa seorang remaja sangat perlu dibekali bagaimana sebuah Penyiapan Hidup Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) mengingat masih cukup maraknya pernikahan di bawah usia 20 tahun di Indonesia dan khususnya di Jawa Timur. Usia pernikahan dini di jawa timur di angka 12% di pedesaan akan lebih tinggi lagi rata rata di usia 16-18 tahun sudah menikah.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, Teguh (Kepala Perwakilan) mengajak para pelajar untuk menghindari nikah dini, seks sebelum nikah dan NAPZA. Harapannya didalam membangun keluarga jangan menggunakan prinsip gimana nanti tetapi nanti bagaimana, disitulah pentingnya perencanaan. Bukan mengajari cara menggunakan alat kontrasepsi, tetapi lebih kepada mempersiapkan generasi yang mampu mempersiapkan dirinya di masa datang. Remaja juga bisa menjadi motivator bagi teman sebayanya. Selain itu, ditengah derasnya arus teknologi informasi, remaja juga harus pintar memanfaatkan teknologi dengan bijak agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di Indonesia saat ini perbandingan antara remaja dan penduduk di Indonesia adalah 1:4 dan dipastikan nanti akan menjadi pasangan usia subur yang nantinya menjadi potensi besar bagi bangsa. Di Jawa Timur rata-rata tingkat pendidikan hanya di tingkat kelas 2 SMP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur masih di bawah rata-rata Nasional kendati rata-rata Angka Harapan Hidup tinggi di usia 70 tahun. Oleh karenanya penting pendidikan bagi semuanya,” tegasnya.
Senada dengan Teguh, Ibu Sri Rahayu yang notabene wakil rakyat juga sangat concern terhadap program Bangga Kencana, termasuk program GenRe. “Kenapa program bangga kencana ini saya bawa ke sekolah? Melalui adik-adik ini, setelah mendapatkan ilmu dari kegiatan ini bisa menjadi harapan bangsa. Kita di masa depan dibutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan dan berkualitas, selain itu juga sehat,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa fase remaja merupakan fase yang sangat penting untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan tentunya menghindari pernikahan dini. “Usia seperti ini jangan sampai diganggu oleh hal-hal lain, seperti apa? Misalnya dimana usia-usia seperti ini belum siap untuk masuk usia pernikahan, yang berpotensi menimbulkan pernikahan di usia dini. Menikah di usia terlalu muda bisa beresiko pada kesehatan ibu, selain itu ketika belum siap melakukan reproduksi dan berpotensi menimbulkan stunting pada anaknya. Untuk laki-laki masih belum siap dalam mengemban tanggung jawab sebagai kepala keluarga baik secara finansial atau secara mental.”
Ibu Sri Rahayu juga menegaskan bahwa stunting sudah mengerikan, sudah 27% dari kelahiran. Untuk itu kami mensosialisasikan KB bukan untuk orang tua saja tetapi juga kepada adik-adik remaja yang masih dapat merencanakan pernikahan di masa depan, untuk itu saya menghimbau untuk jangan melakukan pernikahan di usia dini, ingat usia ideal menikah bagi perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun, pungkasnya. (NHC)