BONE, DNID.co.id – Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Sosial memastikan renovasi gedung rintisan Sekolah Rakyat di Balai Latihan Kerja (BLK) akan dimulai minggu ini.
Renovasi tersebut merupakan bagian dari tahap awal program Sekolah Rakyat yang menyasar anak-anak tidak sekolah (ATS) dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bone, Andi Mappangara, mengungkapkan bahwa anggaran untuk renovasi dan penyediaan perabot sekolah telah disiapkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.

Masih kata Kadis, Total anggaran yang digunakan mencapai lebih dari Rp2 miliar, dengan Rp1,8 miliar di antaranya sudah dicairkan untuk pelaksanaan renovasi awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pengerjaan dimulai minggu ini, dengan batas waktu tiga sampai empat minggu. Karena di bulan Agustus kami harus sudah menerima siswa,” ujar Andi Mappangara saat dikonfirmasi, Selasa (15/7/2025).
Dikatakan juga bahwa, Renovasi ini mencakup perbaikan ruang kelas dan asrama, serta pengadaan furnitur seperti meja, kursi, tempat tidur, dan perlengkapan lainnya.
Bahkan penjelasan Kadis Proyek tersebut dikerjakan oleh perusahaan yang telah ditunjuk langsung oleh Kementerian Sosial, bukan oleh pemerintah daerah.
Selanjutnya, Adapun jumlah pendaftar untuk jenjang SMP dan SMA sudah melebihi kuota yang disediakan dalam tahap rintisan. Untuk SMA, dari 68 pendaftar hanya 25 siswa yang akan diterima. Sementara untuk SMP, 45 anak telah mendaftar, namun kuota juga terbatas pada 25 siswa.
“Karena ini sekolah rintisan, jadi untuk awalnya hanya dibuka 1 rombel masing-masing untuk SD, SMP, dan SMA. SD dua kelas, SMP satu kelas, dan SMA satu kelas. Yang belum penuh itu hanya SD, masih kurang tujuh siswa,” jelasnya.
Disebutkan Tanggal 17 Juli 2025, pihak Dinas Sosial dijadwalkan melaporkan nama-nama siswa yang ditetapkan secara resmi sebagai peserta didik Sekolah Rakyat Bone.
Kemudian, Sebelum masuk asrama, siswa dan orang tua akan dikumpulkan terlebih dahulu untuk diberikan pembekalan pemberdayaan sosial oleh Kementerian Sosial.
Selain rintisan, pembangunan sekolah permanen juga akan dimulai Agustus ini di atas lahan 8,9 hektar di wilayah Rompe, Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur.
Dari total luas lahan tersebut, yang akan dimanfaatkan saat ini seluas 7 hektar karena dua bangunan lain masih menjadi aset Kementerian PU yang belum diserahkan kepada pemerintah daerah.
Mengenai kurikulum, Sekolah Rakyat akan mengadopsi dua sistem pembelajaran. “Ada kurikulum umum seperti sekolah pada umumnya, dan kurikulum khusus yang disusun oleh Ditjen Pemberdayaan Sosial,” terang Andi Mappangara.
Menariknya, Sekolah Rakyat ini tidak main-main dalam kualitas pendidikan. Para guru yang akan mengajar diwajibkan fasih berbahasa Inggris, dengan bukti sertifikat TOEFL.
Bahkan pengakuan Andi Mappangara, Perekrutan guru ini dilakukan langsung oleh pemerintah pusat, yang membuka kemungkinan untuk mendatangkan pengajar dari luar daerah untuk memastikan kualitas pengajaran yang lebih baik.
Program ini juga tak hanya fokus pada fasilitas fisik, tetapi juga pada kebutuhan operasional siswa. Setiap anak yang terdaftar akan mendapatkan anggaran sekitar Rp 4-5 juta per bulan untuk kebutuhan makan dan fasilitas asrama lainnya, menjadikan program ini benar-benar berbasis pada kesejahteraan siswa.
Bahkan tidak hanya di Bone, Sekolah Rakyat juga akan dibangun di Bakunge, sesuai dengan rencana dari Pemprov Sulawesi Selatan. Program ini terbuka bukan hanya untuk warga Bone, tetapi juga anak-anak dari seluruh kabupaten di Sulsel yang membutuhkan kesempatan untuk menempuh pendidikan berkualitas.
Penulis : Ricky
Editor : Admin
Sumber Berita : Redaksi Sulsel