Dnid.co.id-Makassar- Harapan Agus (44), seorang wiraswasta di Kota Makassar, untuk menyambut kelahiran anak pertamanya pupus sudah. Sang bayi meninggal dunia usai diduga lambannya penanganan medis di Rumah Sakit (RS) Pertiwi, Jalan Jendral Sudirman, Kota Makassar.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (7/9/2025), Agus menuturkan bahwa istrinya, Indah Pramita (39), mengalami pendarahan hebat pada Kamis dini hari, 28 Agustus 2025 lalu. Kondisi darurat itu memaksanya membawa sang istri ke RS Pertiwi sekitar pukul 03.00 WITA.
Namun, sesampainya di rumah sakit, ia kecewa lantaran penanganan medis yang diharapkan tak kunjung diberikan.
“Istri saya yang hamil besar pendarahan hebat, tapi tidak langsung ditangani. Bahkan hanya disuruh pakai popok. Kata petugas, dokter tidak ada di rumah sakit,” ungkap Agus dengan nada kecewa.

Menurut Agus, istrinya dibiarkan dalam kondisi lemah dan pucat hingga beberapa jam. Penanganan medis baru dilakukan sekitar pukul 09.30 WITA setelah dirinya meluapkan amarah kepada petugas.
“Setelah saya marah-marah, barupi ditangani istri saya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tragisnya, meski sang bayi sempat mendapat perawatan di inkubator, nyawa anak pertamanya tidak terselamatkan.
“Anak saya meninggal, yah mungkin gara-gara penanganan lambat,” tambah Agus.
Selain kecewa atas lambannya penanganan, Agus juga mengaku menemukan kejanggalan lain. Meski istrinya tercatat sebagai pasien Kartu Indonesia Sehat (KIS), ia tetap diminta membayar biaya pemeriksaan analisa gas darah sebesar Rp350 ribu sebanyak dua kali. Kuitansi pembayaran pun berkop RS Tingkat II Pelamonia, yang berstempel RS Pertiwi.
“Istri saya pasien BPJS gratis pemerintah. Saya disuruh bayar Rp350 ribu dua kali,” katanya.

Agus mengaku baru berani mengungkap persoalan ini ke publik lantaran masih dalam suasana duka atas kepergian putra pertamanya.
“Kami sangat kecewa dengan penanganan yang kurang cepat dan tidak sesuai dengan prosedur,” kata Agus.

Agus meminta agar pihak rumah sakit dapat memberikan penjelasan dan tindakan yang lebih baik untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pihak RS Pertiwi belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus ini. Wartawan berusaha melakukan konfirmasi, tapi belum berhasil mendapatkan keterangan Humas dan diarahkan untuk mendatangi Humas RS Pertiwi pada Senin (8/9/2025).
Agus berharap agar kasus ini dapat di investigasi dan menjadi perhatian bagi pihak rumah sakit dan pemerintah kota makassar.
Penulis : Its
Editor : Admin
Sumber Berita : Orang Tua Pasien