Mamuju, DNID Sulbar – Badai Pandemi Covid- 19, yang mewabah diawal tahun 2020, memporak – porandakan seantero Nusantara, terutama dunia usaha sehingga sendi perekonomian nasional nyaris lumpuh total akibat pembatasan ruang gerak dan mobilasasi masyarakat ditempat terbuka.
Sejumlah pengusaha mengalami kerugian cukup besar. Tidak terkecuali usaha makanan siap saji di sejumlah daerah terpaksa tutup dan merumahkan para pekerjanya.
Namun, lain halnya dengan Satriadi (40) seorang pengusaha Ayam Goreng Crispy di jalan Emy Saelan kota Mamuju, Sulawesi Barat. Pria paruh baya yang memiliki empat orang putri ini, mengaku harus mengencangkan tali pinggang bertahan ditengah Pandemi selama dua tahun mempertahankan usahanya yang telah dirintisnya sejak enam tahun silam.
“Saat Virus Corona melanda, saya harus mengencangkan tali pinggang sekalipun untuk sekedar tetap bertahan agar tidak gulung tikar. Bayangkan pak, selain saya memang sudah nyaman dengan usaha ini, saya juga harus memikirkan nasib anak anak muda yang membantu menjalankan usaha ini, kasihan mereka kalau harus kehilangan pekerjaan,” tutur Satriadi saat berbincang dengan reporter DNID.co.id. Jumat (9/12/2022) kemarin.
Lebih lanjut Satriadi menuturkan bahwa sebelum dirinya membuka usaha Ayam Goreng Crispy ini, dulunya ia berjualan barang campuran namun setelah toko modern banyak dibangun di Mamuju, toko Sembako mulai sepi pembeli sehingga ia terpaksa harus putar otak mencari usaha lain dan pilihannya jatuh ke usaha ayam goreng model kekinian.
Halaman Berita ini : 1 2 Baca Halaman Selanjutnya