Breaking News

Radio Player

Loading...

Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Pelatihan TOT Fasilitator Pertanian

Kamis, 21 Maret 2024

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

DNID, SULAWESI SELATAN – Seperti diketahui Kantor Pusat Credit Union Sauan Sibarrung (CUSS) melalui Staf Deputi Senior Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bekerjasama dengan Sentrum Pelatihan Pertanian Terpadu (SP2T) Bolu Kecamatan Rantepao Toraja Utara Sulawesi Selatan.

Pelatihan Training Of Trainers (TOT) Fasilitator Pertanian yakni para pande dan sangayoka di 14 Tempat Pelayanan CUSS di Tana Toraja dan Toraja Utara yakni,Tempat Pelayananan Mengkendek, Makale, Sangalla’, Sanggalangi’, Rantepao, Deri, Rantetayo, Rembon sedang di Tana Luwu yakni, Padang Sappa, Palopo, Saluampak, Bone Bone dan Rantetiku serta Pare-Pare. Untuk mendorong terwujudnya pertanian berkelanjutan melalui pola sistem pertanian yang ramah lingkungan.

Project Manager SP2T Ignas Rantetaruk mengatakan bahwa, peningkatan pertanian harus berbasis keberlanjutan dengan menjaga ekosistem agar tetap sehat dan menghindari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

ads

Pertanian ramah lingkungan juga sejalan dengan pertanian berkelanjutan tentang membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

” Dalam bentuk-bentuk penerapan pertanian ramah lingkungan yakni, pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture), pertanian terintegrasi (integrated farming), serta pertanian organik,” sebut Ignas.

Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Pelatihan TOT Fasilitator Pertanian

Sementara itu, Pelatih dan pemateri fasilitator pertanian, Agustina Triwati mengatakan bahwa, pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan dan berisiko rendah serta menekan biaya atau harga.

Selain itu pertanian ramah lingkungan merupakan teknik pertanian yang dalam pelaksanaannya menggunakan mikroorganisme menguntungkan serta bahan organik sehingga agroekosistem menjadi seimbang baik di bawah tanah maupun di atas tanah.

Wati panggilan akrabnya Agustina Triwati menjelaskan, petani seringkali menggunakan pestisida maupun pupuk kimiawi yang berlebihan dan berakhir pada hancurnya lingkungan yang kembali lagi berakibat pada pertanian.

“Pengelolaan pertanian secara berlebihan dan ugal ugalan menyebabkan tanah kita hancur, udara hancur, air hancur dan lingkungan kita hancur,” tegas Wati saat memberikan pelatihan TOT Fasilitator Pertanisn kepada para pande an sangayoka, Kamis 21 Maret 2024 di Kaisungan Kantor Pusat CU Sauan Sibarrung di Mandetek Kelurahan Tambunan Kecamatan Makale Utara Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan.

Bahkan residu pestisida dan residu pupuk kimia yang berlebihan akan semakin berbahaya, jika tertinggal atau terdapat pada produk pertanian yang berakibat munculnya penyakit degeneratif dan kanker.

Untuk kembali menyadarkan dan mengubah mindset petani akan pertanian ramah lingkungan, maka perlu didukung dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas para fasilitator pertanian untuk pande dan sangayoka melalui pelatihan TOT khusus pertanian.

Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari, mulai kemarin Rabu 20 sampai hari ini Kamis 21 Maret 2024.

“Kita ciptakan kemandirian petani untuk menciptakan pestisida nabati dan pupuk organik sendiri. Teknologi sendiri sebenarnya sudah ada dan dikuasai petani. Tinggal bagaimana menggerakkan untuk kembali ke pertanian ramah lingkungan,” ajaknya.

“Mengenai keberlanjutan perilaku petani untuk kembali ke pertanian ramah lingkungan, Wati menjelaskan dengan peranan pande dan sangayoka yang harus dilakukan kesinambungan bisa untuk mengubah mindset petani, dari mengerti dan memahami, mau berubah kemudian mampu implementasikan pertanian ramah lingkungan. Tentunya dengan didukung oleh semua pihak stakeholder pertanian.

Mari stop mengelola pertanian dengan ugal-ugalan. Kalau kita pelihara bumi, bumi akan pelihara kita.

Pewarta: Yustus

Simpan Gambar:

Editor : Redaksi Sulawesi Selatan

Berita Terkait

Kapolres Kepulauan Seribu Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan dan Destinasi Wisata
DPRD Bangka Tengah Bedah Rencana PLTN Thorcon di Pulau Kelasa
PLTN Masuk Agenda Strategis Transisi Energi, PANRB Dorong Koordinasi Nasional Terpadu
Sinergi Pemkab Gowa dan Bank Mandiri Perkuat Daya Saing UMKM Gowa
Diduga Dana Ratusan Juta Milik Karyawan Ditahan Perusahaan Elextra Komputer, Aktivis KPM Sulsel Layangkan Somasi
Wow! Oknum Anggota DPRD Jeneponto Terseret Kasus Hukum, Ini Penjelasannya
Karyawati Curhat Gaji Tak Dibayar, Dana Pribadi Ikut Ditahan Perusahaan di Makassar
Aliyah Mustika Ilham Sambut Seroeni Makassar Sebagai Ruang Publik Masa Kini
Berita ini 79 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 26 Desember 2025 - 12:25 WITA

Kapolres Kepulauan Seribu Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan dan Destinasi Wisata

Selasa, 23 Desember 2025 - 08:29 WITA

DPRD Bangka Tengah Bedah Rencana PLTN Thorcon di Pulau Kelasa

Sabtu, 20 Desember 2025 - 10:49 WITA

PLTN Masuk Agenda Strategis Transisi Energi, PANRB Dorong Koordinasi Nasional Terpadu

Rabu, 17 Desember 2025 - 20:10 WITA

Sinergi Pemkab Gowa dan Bank Mandiri Perkuat Daya Saing UMKM Gowa

Kamis, 11 Desember 2025 - 18:19 WITA

Diduga Dana Ratusan Juta Milik Karyawan Ditahan Perusahaan Elextra Komputer, Aktivis KPM Sulsel Layangkan Somasi

Kamis, 11 Desember 2025 - 17:36 WITA

Wow! Oknum Anggota DPRD Jeneponto Terseret Kasus Hukum, Ini Penjelasannya

Sabtu, 6 Desember 2025 - 12:11 WITA

Karyawati Curhat Gaji Tak Dibayar, Dana Pribadi Ikut Ditahan Perusahaan di Makassar

Sabtu, 29 November 2025 - 21:35 WITA

Aliyah Mustika Ilham Sambut Seroeni Makassar Sebagai Ruang Publik Masa Kini

Berita Terbaru