BONE, DNID.co.id – Lomba ketangkasan balap motor “Ojek Gabah” yang digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu (2–3 Agustus 2025), di kawasan sirkuit Cimas, Kompleks Perumahan Bumi Cilellang Mas, Kelurahan Toro, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, berlangsung meriah dan sukses menarik perhatian ratusan peserta serta ribuan penonton.
Kejuaraan unik yang memadukan unsur balap motor dan kearifan lokal ini menyajikan berbagai kelas kompetisi, mulai dari Ojek Gabah Non Muatan, Ojek Gabah Muatan Open, Bebek Standar Campuran, hingga FFA Open.
Tidak hanya itu, kelas tambahan seperti Ojek Muatan Lokal Bone, Non Pembalap, dan Adventure Non Kopling juga turut dipertandingkan, membuka ruang seluas-luasnya bagi para rider dari berbagai latar belakang.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyiapkan hadiah menarik, termasuk satu unit motor untuk juara 1, dan satu unit mesin cuci untuk juara umum lokal Bone.
Ketua Panitia, Arisman, menegaskan bahwa event ini bukan sekadar ajang balap motor, melainkan sebuah wahana silaturahmi, hiburan rakyat, dan ekspresi budaya lokal.
“Kami ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda, menghibur namun tetap menjunjung nilai-nilai lokal. Balap ojek gabah ini adalah bentuk ekspresi kreativitas anak-anak daerah,” ungkap Arisman, Senin (4/8/2025).
Arisman berharap dukungan dari pemerintah daerah dan stakeholder lainnya agar event ini bisa terus digelar setiap tahun dan menjadi ikon olahraga alternatif berbasis budaya lokal di Kabupaten Bone.
Lebih dari sekadar adu kecepatan, kegiatan ini juga menjadi pesta rakyat. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terutama warga sekitar Perumahan Cilellang Mas yang merasakan langsung dampak ekonominya.
Selain itu, Lapak-lapak UMKM dan pedagang kaki lima memadati area sirkuit, menghadirkan suasana pasar rakyat yang hidup dan ramai.
Ketua DPW APKLI Perjuangan Sulawesi Selatan, Iwan Hammer, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya event ini yang turut memberdayakan sektor ekonomi mikro.
“Terima kasih sudah memberdayakan pedagang kaki lima. Semoga event ini bisa menjadi kalender tahunan, agar terus ada perputaran roda ekonomi bagi pelaku UMKM dan UKM,” tutur aktivis kaki lima yang juga mantan penjual jalangkote ini.
Penulis : Ricky
Editor : Admin
Sumber Berita : Redaksi Sulsel