Arfino Bijuangsa (Pak Subur)
Direktur Eksekutif 2indos
Dalam dinamika wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar H. M. Soeharto, kita perlu menempatkan pembahasan ini dalam bingkai sejarah yang utuh dan obyektif. Sebagai lembaga pengamat politik yang berfokus pada dinamika kebangsaan, 2indos memandang bahwa penilaian terhadap figur Soeharto harus dilakukan secara komprehensif — tidak hanya dari sisi kontroversi politik, tetapi juga dari kontribusi dan jasa besarnya terhadap bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Sejarah Perjuangan dan Jasa Pak Soeharto
Soeharto adalah bagian integral dari sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia. Sebagai perwira TNI, ia turut berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan, terutama dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang mempertegas eksistensi Republik di mata dunia.
Sebagai pemimpin nasional selama lebih dari tiga dekade, Soeharto meletakkan fondasi pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan stabilitas politik yang membawa Indonesia keluar dari masa krisis pasca-kemerdekaan menuju era modernisasi. Meski tidak terlepas dari catatan kritis atas praktik kekuasaan yang terjadi, warisan kebijakan pembangunan dan stabilitas nasional di era kepemimpinannya tetap menjadi bagian penting dari sejarah perjalanan bangsa.
2. Momentum Rekonsiliasi Kebangsaan
Pembahasan tentang gelar pahlawan untuk Soeharto seharusnya tidak semata-mata dilihat sebagai glorifikasi personal, melainkan sebagai momentum rekonsiliasi kebangsaan. Setelah lebih dari dua dekade reformasi, bangsa Indonesia perlu melangkah ke fase yang lebih dewasa dalam memahami sejarahnya sendiri—menerima keberhasilan tanpa menafikan kesalahan, dan mengakui jasa tanpa menghapus pelajaran dari masa lalu.
Dengan semangat itu, pemberian gelar ini dapat menjadi simbol kedewasaan bangsa dalam memandang sejarah secara utuh, serta memperkuat persatuan nasional di tengah polarisasi politik dan sosial yang masih sering muncul.
Atas dasar penilaian sejarah dan semangat rekonsiliasi tersebut, 2indos berpandangan bahwa penetapan gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto layak untuk dipertimbangkan dan didukung. Gelar ini bukan sekadar penghormatan personal, melainkan pengakuan atas kontribusi besar seorang tokoh terhadap pembangunan bangsa.
Kita tidak memuliakan kesempurnaan, melainkan menghargai jasa yang nyata bagi Indonesia. Dengan memberikan penghormatan kepada tokoh-tokoh bangsa secara proporsional, kita sedang membangun kesadaran sejarah yang lebih matang dan inklusif bagi generasi mendatang.
Penulis : Arfino Bijuangsa
Editor : Red Sumbar




























