BONE, DNID.co.id — Kamis (15/05/2025). Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga lari mengalami lonjakan popularitas yang luar biasa di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Berbagai jenis kegiatan lari mulai dari fun run, color run, hingga night run semakin sering digelar. Tidak hanya digagas oleh komunitas pecinta olahraga, tetapi juga sudah merambah ke instansi-instansi pemerintah maupun swasta.

ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan seperti Tenriawaru Run, Lapatau Run, dan berbagai event lainnya menjadi bukti bahwa lari kini telah menjadi gaya hidup masyarakat Bone.
Fenomena ini semakin diperkuat dengan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui peluncuran Program Anti Mager, yakni sebuah program yang bertujuan mendorong masyarakat untuk lebih aktif bergerak demi kesehatan.
Event lari yang diselenggarakan di Bone terbilang cukup besar dan menarik minat peserta dari luar daerah. Tak hanya masyarakat lokal yang antusias, peserta dari kabupaten tetangga seperti Sinjai, Soppeng, Palopo, bahkan dari Kota Makassar juga ikut meramaikan.
Setiap event selalu dipadati peserta, menandakan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan ini.
Tak kalah menarik, penyelenggaraan event lari ini sering kali dirangkaikan dengan hiburan tambahan yang membuatnya semakin diminati, seperti games, live music, dan undian berhadiah dari sponsor-sponsor yang turut mendukung kegiatan.
Kombinasi antara olahraga dan hiburan ini menjadikan kegiatan lari sebagai ajang rekreasi sekaligus promosi gaya hidup sehat.
Seiring dengan tren ini, banyak komunitas lari bermunculan dengan nama-nama yang unik dan kreatif seperti Larido, Pelari Konten, Pelari Siput, Amali Run, dan masih banyak lagi.
Komunitas-komunitas ini dibentuk berdasarkan kesamaan profesi, domisili, hobi, atau bahkan sekadar kecintaan terhadap olahraga. Mereka pun sangat aktif di media sosial dan sering mempublikasikan kegiatan mereka melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Bagi generasi muda, terutama Gen Z, lari kini tidak hanya menjadi bentuk olahraga fisik semata, tapi juga sebagai sarana ekspresi diri dan memperluas jaringan sosial. Banyak dari mereka yang mengikuti event lari bukan hanya untuk berkeringat, tetapi juga untuk membuat konten digital.
Mulai dari dokumentasi suasana event, hingga membuat konten outfit lari yang menarik untuk dipamerkan di media sosial.
Penampilan pun menjadi hal yang penting. Sepatu, pakaian, celana, hingga aksesoris seperti topi dan kaos kaki dipilih secara cermat agar terlihat stylish dan matching.
Tak sedikit yang rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli perlengkapan lari demi menunjang penampilan saat berlari dan tentunya, demi konten yang estetik.
Meski sekilas tampak berlebihan, namun justru dari perhatian terhadap penampilan ini, semangat untuk hidup sehat semakin berkembang.
Banyak orang yang sebelumnya tergolong ‘mager’ atau malas bergerak, kini menjadi lebih aktif karena merasa termotivasi oleh tren ini. Mereka bahkan meluangkan waktu di tengah rutinitas harian hanya untuk berlari bersama komunitasnya.
Kegiatan lari juga memberikan dampak positif dari sisi kesehatan, baik fisik maupun mental. Secara fisik, berlari dapat membantu menjaga berat badan, meningkatkan kekuatan otot dan tulang, serta memperkuat sistem kardiovaskuler.
Sementara dari sisi psikologis, berlari dapat memicu pelepasan hormon endorfin yang meningkatkan mood dan meredakan stres.
Dokumentasi menjadi bagian penting dalam aktivitas lari masa kini. Setiap momen berlari hampir selalu diabadikan dalam bentuk foto, video, hingga unggahan singkat di story Instagram, TikTok, maupun status WhatsApp. Dari sinilah, popularitas tren lari semakin meluas dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Tren ini membuktikan bahwa olahraga lari telah berevolusi. Tidak lagi sekadar aktivitas individu, melainkan telah menjelma menjadi aktivitas sosial yang menyenangkan, memadukan aspek kesehatan, gaya hidup, komunitas, hingga digitalisasi.
Lari kini hadir sebagai simbol gaya hidup aktif dan modern, yang mampu menginspirasi masyarakat untuk hidup sehat dengan cara yang menyenangkan.
Melihat fenomena ini, diharapkan pemerintah, baik daerah maupun provinsi, terus mendukung tren positif ini dengan menghadirkan lebih banyak event dan program inovatif di bidang olahraga. Dengan begitu, semangat hidup sehat dapat terus tumbuh dan menjadi budaya di tengah masyarakat.
Artikel dari : Tri Ayu Astuti, Andi Ahmad Fadhil, & Muhammad Haikal Maulana
Penulis : Ricky
Editor : Admin
Sumber Berita : Tri Ayu Astuti, Andi Ahmad Fadhil, & Muhammad Haikal Maulana