Daily Newa Indonesia – Sumatera Selatan. Kasus perkosaan yang cukup mencengangkan terjadi di kawasan Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Bagaimana tidak, pelakunya nekat melakukan tindakan asusila pada kekasihnya sendiri, yang masih di bawah umur, demi bisa nikah gratis.
Melansir laman DetikSumbagsel, pelaku diketahui bernama Febri Romadhoni (28) sedangkan korban adalah kekasih pelaku yang masih di bawah umur, diketahui berinisial A (15). Walau memiliki perbedaan usia yang sangat jauh, di mana korban masih duduk di bangku sekolah, pelaku rupanya ingin segera meminang dan menikahi korban.
Sayangnya, karena korban masih sekolah, pihak keluarga tidak memberikan izin. Pelaku sendiri rupanya sudah kebelet nikah, namun di sisi lain dia diketahui masih berstatus sebagai pengangguran. Karenanya, dia pun merayu korban agar bersedia bersetubuh sebelum menikah. Alhasil, dia berhasil melakukan hubungan intim dengan korban hingga 20 kali.
Pelaku kemudian berpikir bahwa tindakan ini akan membuat keluarga korban memberikan izin menikah, tentunya tanpa biaya. Namun alih-alih merelakan sang anak gadis untuk dinikahi, keluarga korban malah melaporkan pelaku ke polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sampai saat ini tersangka tersebut masih kita tahan. Dalam waktu dekat berkasnya akan kita limpahkan ke Kejaksaan,” ungkap Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau AKP Hendra sebagaimana dilansir dari detikSumbagsel.
“Kasus itu statusnya sudah penyidikan, dari keluarga tersangka dari informasi yang kita terima sebenarnya sudah mendatangi keluarga korban meminta keluarga korban untuk tidak melanjutkan perkara dan menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan dengan menikahkan korban dan tersangka,” kata Kanit PPA Lubuklinggau Aiptu Dibya.
Polisi juga menjelaskan bahwa pelaku memang sengaja mengungkapkan sendiri perilaku bejatnya pada keluarga korban, dengan harapan mereka akan luluh. Febri sendiri juga berjanji pada A akan menikahinya setelah korban lulus sekolah. Pelaku bahkan memberikan uang jajan setiap kali melancarkan aksinya. Karena hal ini, keluarga korban merasa tidak terima dan menuntut pelaku dihukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Penulis : KA
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan
Sumber Berita : detikSumbagsel
