DNID.co.id – Bahaya vape atau vapor kerap dianggap lebih sedikit daripada rokok tembakau, seperti rokok kretek dan rokok filter. Padahal, cairan vape tetap mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau. Bedanya, cairan vape ini juga dicampur berbagai macam rasa yang menggugah selera.
Vape adalah rokok elektronik berisi liquid vape atau cairan dengan macam-macam rasa dan tidak memakai tembakau.
Meskipun begitu, cairan vape tetap mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau tetapi sudah dicampur berbagai macam perasa. Artinya, bahaya merokok vape dan rokok konvensional mungkin mirip bahkan sama.

Penyebab kecanduan: Nikotin yang membuat seseorang menginginkan rokok lagi dan lagi. Para pengguna vape bahkan lebih berisiko terekspos nikotin.
Pasalnya, perangkat rokok elektrik, terutama tabungnya dengan tegangan yang lebih tinggi dapat mengalirkan nikotin dalam jumlah besar ke dalam tubuh.
Kecanduan nikotin dapat membuat Anda kesulitan untuk melepaskannya. Alhasil, tubuh menunjukkan gejala fisik tertentu saat Anda mencoba lepas, misalnya pusing dan mual.
Nikotin juga dapat membahayakan perkembangan otak remaja yang terus berkembang sampai sekitar usia 25 tahun.
Nikotin bisa mengganggu proses pembuatan ingatan atau keterampilan baru yang dibangun di antara sel-sel otak. Padahal, proses ini lebih cepat dilakukan pada otak remaja daripada orang dewasa.
Efek samping vape lainnya adalah berbagai penyakit paru-paru, sama seperti yang diakibatkan dari rokok konvensional, kandungan vape, yaitu acrolein, juga digunakan untuk membunuh gulma.
Senyawa ini dapat menyebabkan cedera paru-paru akut dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma.
Tak hanya itu, perasa pada vape juga menyebabkan bahaya pada sel paru-paru. Ketika Anda mengonsumsinya dengan dosis tinggi, perasa ini dapat membunuh sel-sel normal paru-paru.
Salah satu perasa yang ditemukan dalam vape adalah bahan kimia diacetyl. Bahan ini dapat meningkatkan penyakit paru-paru yang serius.
Dapat juga menimbulkan resiko penyakit Kardiovaskular, yaitu uap nikotin dari vape mengandung bahan yang dapat meningkatkan produksi dan kadar hormon adrenalin.Jika lama dibiarkan begitu saja, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko adanya serangan jantung dan kematian mendadak.
Nikotin dapat memicu produksi hormon adrenalin yang biasanya hanya akan meningkat bila Anda sedang terancam atau stres.
Hormon ini kemudian meningkatkan detak jantung supaya darah bisa mengalir lebih deras ke seluruh bagian tubuh.
Ketika jantung dipaksa untuk bekerja terlalu keras, risiko berbahaya seperti serangan jantung pun muncul.
Jika Anda menggunakan liquid vape secara terus-terusan atau rutin, risiko terkena efek samping pun semakin meningkat.
Penulis : Mursalim Thahir
Editor : Abdi M Said
Sumber Berita : Redaksi Sulawesi Selatan