Berita Harian Toraja, Dnid.co.id – Toraja model toleransi Indonesia, kembali menunjukkan semangat persatuan antar umat beragama.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang, saat membuka festival Natal Toraja 2024, Senin (9/12/2024) kemarin.
Diketahui, Festival Natal Toraja 2024 yang digelar pada 9 Desember 2024 di Art Centre Alun-Alun Rantepao, Toraja Utara, diiringi nyanyian Kasidah umat Islam.
Salvius Pasang mengatakan, dalam perayaan Natal 2024 umat Muslim turut berpartisipasi dengan menyanyikan kasidah, sebuah tradisi musik yang bernafaskan Islam
Ia menilai, Kehadiran mereka dalam perayaan Natal ini menggambarkan betapa kuatnya ikatan toleransi antar umat beragama yang telah terjalin lama di daerah ini.


“Festival Natal yang sudah menjadi tradisi tahunan di Toraja ini, diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk umat Muslim yang tampil dalam paduan suara dengan lagu-lagu kasidah,” ujar Salvinus.
Ia menambahkan, Lagu kasidah, yang biasanya berisi nasihat dan dakwah, menjadi pilihan yang menyentuh dalam merayakan suasana damai dan penuh kasih, menyambut Natal yang diperingati oleh umat Kristiani.
Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang, mengungkapkan bahwa Festival Natal ini tidak hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga sebuah ajang untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan antar umat beragama.
“Kegiatan seperti ini adalah wujud nyata dari toleransi dan kerukunan yang selalu kita jaga. Festival ini adalah momen untuk merayakan perdamaian dan persatuan,” jelas Salvius Pasang.
Ia menilai, Tana Toraja dan Toraja Utara memang dikenal dengan keberagaman yang tinggi.
“Walaupun mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan dan Katolik, mereka hidup rukun berdampingan dengan umat agama lain, termasuk Muslim,” tuturnya.
“Bahkan, Toraja menjadi salah satu daerah yang selalu menonjolkan semangat persatuan dan saling menghormati antar umat beragama,” tambah Salvius.
Lanjutnya mengatakan, Festival paduan suara Natal yang melibatkan umat Muslim ini bukan kali pertama menunjukkan bentuk toleransi yang tinggi.
Kata dia, pada tahun-tahun sebelumnya, Toraja juga menyelenggarakan berbagai acara keagamaan yang melibatkan kerjasama antar umat beragama.
“Sebagai contoh, pada tahun 2019, Toraja menjadi tuan rumah untuk Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH), yang digelar di aula Gereja,” jelasnya.
“Hal ini sangat jarang terjadi di daerah lain dan menjadi bukti nyata bahwa di Toraja, agama bukanlah pemisah, melainkan penghubung,” imbuhnya.
Lebih jauh Salvinus menjelaskan, keterlibatan umat Muslim dalam Festival Natal 2024 ini juga mencerminkan nilai-nilai luhur tradisi lokal Toraja, yakni Tallu Batu Lalikan, yang mengajarkan tentang pentingnya saling menopang dan mendukung antar sesama, tanpa membedakan latar belakang agama maupun suku.
“Tradisi ini telah lama menjadi pegangan masyarakat Toraja dalam menjaga persatuan, meskipun ada upaya-upaya dari luar yang mencoba menggoyahkan semangat toleransi,” katanya.
“Toraja, model toleransi Indonesia, membuktikan bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan,” lanjutnya.
Ia menegaskan, masyarakat Toraja, baik yang beragama Kristen, Muslim, maupun agama lainnya, selalu menunjukkan sikap saling menghargai dan bekerja sama untuk menciptakan keharmonisan.
Menurutnya, setiap perayaan keagamaan di Toraja selalu menjadi momen bagi umat beragama untuk saling memberikan dukungan, seperti yang terlihat saat umat Kristiani merayakan Natal atau Paskah, dan umat Muslim merayakan Idul Fitri, Maulid Nabi, atau Isra’ Mi’raj.
Ia menilai, Dengan semangat persaudaraan yang terus terjaga, Toraja tetap menjadi contoh terbaik bagi daerah lain di Indonesia dalam hal toleransi antar umat beragama.
“Di Toraja, persatuan dan kesatuan lebih penting daripada perbedaan, dan setiap individu memiliki peran dalam menjaga keharmonisan bersama,” pungkasnya.
Sebagai daerah yang terus merawat nilai-nilai kebersamaan, Toraja layak menjadi inspirasi bagi bangsa ini dalam membangun Indonesia yang lebih toleran.
Di tempat yang sama Vivhy salah satu penyanyi kasidah saat diwawancarai mengatakan, Festival ini bukan hanya soal perayaan Natal, tetapi juga tentang merayakan keberagaman kita.
“Kami merasa sangat terhormat dapat berpartisipasi dalam acara ini, meskipun kami beragama Islam,” ujar Vivhy, salah satu penyanyi kasidah yang ikut tampil.
“Kami berlatih selama lima bulan untuk tampil di festival ini. Ini adalah cara kami untuk menunjukkan bahwa toleransi di Toraja sangatlah kuat,” tambah Vivhy..
Penulis : Yustus/Benny
Editor : Admin
Sumber Berita : Redaksi Sulsel