MAKASSAR.DNID.co.id–Sulawesi Selatan—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan (Sulsel) turunkan personil guna membantu penanganan bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Maros dan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/2/2024).
Bencana Hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Maros, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa setelah cuaca buruk melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan dalam beberapa hari terakhir.
Di Kabupaten Maros, banjir merendam 14 kecamatan dan tercatat jumlah warga terdampak sebanyak 100 ribu jiwa lebih.
Menurut Bupati Maros Chaidir Syam, bahwa banjir menggenangi 14 kecamatan di Kabupaten Maros sejak Selasa (11/2/2025) dan mulai meluas pada dini hari.

14 kecamatan yang terendam banjir itu di antaranya Kecamatan Turikale, Maros Baru, Lau, Marusu, Moncongloe, Simbang Bantimurung, Camba, Tanralili Tompobulu, Mandai, Bontoa, Cenrana dan Mallawa.
“Semua 14 Kecamatan sudah melaporkan kondisi sudah terendam banjir. Yang terparah ada 6 kecamatan, terutama di kecamatan pesisi, Bontoa, Lau, Maros Baru, Marusu, dan kota Kecamatan Turikale ini kondisinya memang airnya sangat tinggi,” ungkap Chaidir.
Di dalam kota Maros utamanya di jalan Trans Sulawesi, Banjir di Kabupaten Maros ini mencapai ketinggian satu meter dan menyebabkan akses jalan Trans Sulawesi di Maros lumpuh total dan sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan.
Sementara di Makassar seperti di Perumnas Antang Blok 8 dan Blok 10, Selasa (11/2/2025) sekitar pukul 10.50 WITA, ketinggian banjir mencapai kurang lebih 1-2 meter atau setinggi pinggang orang dewasa.
Sebanyak empat kecamatan di Makassar terdampak banjir. Lebih rinci lagi tercatat 1.255 jiwa terdampak banjir yang terjadi ini. Serta dilaporkan saat ini sudah ada 19 titik pengungsian untuk para penyintas.
Merespons kejadian banjir ini, personel DMC Dompet Dhuafa bergerak cepat mengevakuasi beberapa penyintas di Perumahan Rachita Estate Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros ke Shelter Harapan Dompet Dhuafa di Kota Makassar.
Salah satu penyintas yang dievakuasi merupakan anak perempuan berusia tujuh tahun yang sedang menyintas sakit hidrosepalus dan pneumonia.
“Kami sedang berada di Moncongloe, memantau kondisi yang ada di sini (Selasa, 11/2/2025). Kami juga mengevakuasi seorang balita yang sedang sakit dan butuh tindakan medis segera.
Pasien dan ibu hamil menjadi prioritas evakuasi kami,” lapor Syarif Syamsuddin, Koordinator Lapangan Dompet Dhuafa Sulsel.
Syarif menjelaskan kondisi banjir yang cukup tinggi dan arus air yang deras menjadi kendala tersendiri dalam upaya evakuasi penyintas.
Di tengah kondisi cuaca yang buruk dan banjir yang masih tinggi, tim DMC Dompet Dhuafa masih terus siaga untuk membantu penanganan banjir, seperti evakuasi para penyintas ke tempat pengungsian atau tempat yang lebih aman.
Tim DMC yang berada di lapangan melakukan asesmen kondisi penyintas yang mengungsi di beberapa titik pengungsian.
Dari hasil asessmen yang dilakukan, Syarif melaporkan beberapa kebutuhan mendesak para penyintas di tengah bencana banjir ini, seperti makanan siap saji, air mineral, perlengkapan bayi, minyak telon, obat-obatan, vitamin, dan hygiene kit.
Rencana ke depan, DMC Dompet Dhuafa akan mendirikan layanan Pos Hangat untuk melayani kebutuhan makanan para penyintas dan juga para relawan yang membantu.
Kawan Baik, mari panjatkan do’a, semoga warga yang terdampak banjir di Sulawesi Selatan selalu berada dalam perlindungan Allah SWT. Dan, kondisi sulit akibat banjir ini diharapkan segera berlalu.
Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa) (MT)
Penulis : Mursalim Tahir
Editor : Admin
Sumber Berita : Redaksi Sulsel